GANGGUAN
PSIKOLOGI
MASA
NIFAS
Disusun
Oleh :
Eka Wahyuni
105010006
IIIA
YAYASAN
PENDIDIKAN CENDRAWASIH
AKADEMI
KEBIDANAN PALU
T.A
2012 / 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Masa
nifas adalah masa sejak selesainya persalinan hingga pulihnya alat-alat
kandungan dan anggota badan serta psikososial yang berhubungan dengan kehamilan/persalinan
selama 6 minggu.
Dalam
menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai
berikut :
1. Fase taking in
Merupakan periode ketergantungan yang berlangsung pada hari
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu
terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering
berulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung ibu menjadi pasif terhadap
lingkungannya.
2. Fase taking hold
Periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa
tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan
karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai
penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
3. Fase letting go
fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
verlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri,
merawat diri dan bayinya sudah meningkat. Ada kalanya, ibu mengalami perasaan
sedih yang berkaitan dengan bayinya keadaan ini disebut baby blues
1.2
Batasan
Masalah
Untuk
mencegah meluasnya pembahasan pada makalah ini, maka perlu dilakukan pembatasan
masalah. Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah membahas tentang
gangguan psikologis pada masa nifas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Depresi Post partum
a.
Pengertian
Depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan
berlangsung selama 30 hari.
b.
Faktor
Penyebab
1.
factor
konstitusional
Gangguan post partum berkaitan dengan riwayat obstetri yang
meliputi riwayat hamil sampai bersalin, serta adanya komplikasi atau tidak dari
kehamilan dan persalinan sebelumnya.
2.
factor
fisik
Tetrjadi karena ketidakseimbangan hormonal, Hormon yang
terkait dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid dan
progesterone.
3.
factor
psikologi
Paraliahan yang cepat dari keadaan “ 2 dalam 1 “, pada akhir
kehamilan menjadi dua individu. Yaitu ibu dan anak yang bergantung pada
penyesuaian psikologis individu.
c.
Gejala
1.
Kelelahan dan perubahan mood
2.
Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
3.
Tidak mau berhubungan dengan orang lain
4.
Tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya
atau dirinya sendiri.
d.
Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai
anggota keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan
mengabaikan ibu bila terlihat sedang
sedih, dan sarankan pada ibu untuk:
1.
beristirahat
dengan baik
2.
berolahraga
yang ringan
3.
berbagi
cerita dengan orang lain
4.
bersikap
fleksible
5.
bergabung
dengan orang-oarang baru
6.
sarankan
untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
a.
Pengertian
Gangguan efek ringan ( gelisah, cemas, lelah ) yang sering
tampak dalam minggu pertama setelahh persalinan.
b.
Faktor
Penyebab
1.
Faktor
Hormonal
Berupa perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin,dan
estriol yang yang terlalu rendah.
2.
Faktor
Usia.
3.
Pengalam
dalam pross kehamilan dan persalinan.
4.
Adanya
perasaan belum siap menghadapi lahirnya bayi.
5.
Latar
belakang psikososial wanita yang bersangkutan, seperti tingkat pendidikan,
status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkakan, riwayat gangguan kejiwaan
sebelumnya, sosial ekonomi, serta keadekuatan dukungan sosial lingkungannya.
c.
Gejala
Reaksi depresi/sedih, menagis, mudah tersinggun atau
iritabilitas, cemas, labil perasaan, cendrung menyalahkan diri sendiri,gangguan
tidur dan gangguan nafsu makan.
d.
Pencegahan
1.
beristirahat
ketika bayi tidur
2.
Berolah
raga ringan, ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
3.
tidak
perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
4.
bicarakan
rasa cemas dan komunikasikan
5.
bersikap
fleksibel dan bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru
2.3
Post
Partum Psikosa
a.
Pengertian
Depresi
yang paling berat, terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah
melahirkan.
b.
Faktor
Penyebab
1. Faktor sosial kultural (dukungan
suami dan keluarga, kepercayaan atau etnik ).
2. Faktor obstetrik dan ginekologik (
kondisi fisik ibu dan kondisi fisik bayi )
3. Karakter personal seperti harga diri
yang rendah.
4. Perubahan hormonal yang cepat.
5. Marital disfungsion atau ketidak
mampuan membina hubungan dengan orang lain yang mengakibatkan kurangnya
dukungan.
6. Unwanted pregnancy atau kehamilan
tidak di inginkan
7. Merasa terisolasi.
c.
Gejala
1. Curiga berlebihan
2. Kebingungan
3. Sulit konsentrasi
4. Bicara meracau atau inkoheren
5. Pikiran obsesif ( pkiran yang
menyimpang dan berulang-ulang )
6. Impulsif ( bertindak diluar
kesadaran )
d.
Pencegahan
1. Pelajari diri sendiri
Pelajari
dan mencari informasi mengenai depresi dan psikosa pospartum, sehingga ibu dan
keluarga sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka akan segera
mendapatkan penanganan yang tepat.
2. Tidur dan makan yang cukup
Diet
nutrisi penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makan dan
tidur yang cukup. Keduanya penting dalam periode pospartum.
3. Olahraga
Merupakan
kunci untuk mengurangi depresi postpartum, lakukan peregangan selama 15 menit
dengan berjalan kaki setiap hari, sehingga membuat ibu menjadi lebih rileks dan
lebih menguasai emosional yang berlebihan.
4. Beritahukan perasaan ibu
Jangan
takut untuk mengutarakan perasaan ibu dan mengekspresikan yang ibu inginkan dan
butuhkan demi kenyamanan ibu. Jika mempunyai masalah, segera beritahukan kepada
orang yang dipercaya ataupun orang yang terdekat.
5. Dukungan dari keluarga dan
orang-orang terdekat
Dukungan
dari orang terdekat dari mulai kehamilan, persalinan dan pospartum sangat
penting, yakinkan diri ibu bahwa keluarga selalu berada disamping ibu setiap
ada kesulitan.
6. Persiapan diri dengan baik
Persiapan
sebelum persalinan sangat diperlukan, ikutlah kelas hamil, baca buku-buku yang
dibutuhkan.
7. Lakukan pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan
rumah tangga sedikit banyak dapat membantu ibu melupakan golakan perasaan yang
terjadi selama periode pospartum. Kondisi anda yang belum stabil, bisa ibu
curahka dengan memasak atau membersihkan rumah.
8. Dukungan emosional
Minta
dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan sehingga ibu dapat mengatasi
rasa frustasi atau stress. Ceritakan pada mereka mengenai perubahan yang ibu
rasakan, sehingga ibu merasa lebih baik dari setelahnya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
pembahasan pada makalah ini dapat ditarik sebuah kesimpulan yaitu ada 3
gangguan psikologis pada masa nifas yang dibahas diantaranya adalah depresi
post partum, post partum blues dan post partum psikosa.
3.2
Saran
Agar tidak terjadi ganguan
psikologi pada masa nifas, dalam hal ini tenaga medis sangat berperan penting
supaya ibu merasa nyaman dalam proses persalinan maupun setelah persalianan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar